Kebetulan-Kebetulan Dalam Hidup yang Ku Alami (Bag.6)

Melanjutkan pengalaman dan ceritaku yang kehilangan sepeda di mesjid, mari kita simak bersama ceritaku ini. Ku lanjutkan usahan pencarian sepedaku yang hilang itu. Gak menyangka juga koq bisa hilang sepedaku. Mungkin kalau di tempat lain wajar ya. Ini hilangnya di tempat ibadah, tempat suci yaitu di rumah Allah. Ku lanjutkan usahaku, ku tanya setiap warga yang melintas maupun yang lagi duduk-duduk di pinggir jalan. Aku bersyukur, ada teman yang bersedia menolongku.

Padahal dia masih sangat muda. Masih SMP deh kayanya. Aku minta tolong ke dia untuk melaporkan hal ini ke satpam dan diapun bersedia. Akhirnya dia melaju dengan cepat ke pos satpam. Beberapa saat kemudian, dia kembali dengan berita bahwa tak ada satupun satpam yang bertugas di sana. Wadduh.. Akhirnya saya kembali ke mesjid, mencari ke arah yang berlawanan. Ke arah-arah hutan, mungkin ada yang tahu tentang masalah ini.

Namun sayang sekali, tak ada satupun orang yang berada di sana. Akupun kembali ke mesjid, dan dari halaman masjid kulihat ada beberapa orang masih berpakaian koko bersarung sedang mengobrol. Kemudian aku menghampirinya dan menceritakan kejadian yang ku alami. Saat mengalami hal ini, saya pasrah dan ikhlas kalaupun memang saya benar-benar kehilangan walaupun berat bagiku untuk melepasnya. Kehilangan sepeda baru Xtrada 5.0 benar-benar berat bagiku. Apalagi umur si sepeda ini baru sekitar 2 minggu. Lanjut ya ceritanya. Dari cerita jujurku ini, akhirnya aku menemukan titik terang. Kebetulan aku mengobrol sama mereka, ada seorang satpam di antara mereka. Lalu aku diajak oleh satpam itu naik motornya, aku diboncenginya. Nah, sambil di jalan pak satpam itu bercerita mengenai sepedanya. Dengn sebuah sepeda motor mio berwarna merah milik pak satpam, kami melewati jalan gelap melewati portal batas komplek dengan perkampungan menuju hutan bambu. Jalannya gelap, ngeri kalo malem2 lewat situ. Hihi.. Beberapa menit kemudian, akhirnya saya tiba di sebuah rumah warga yang tinggal dekat hutan bambu. Dari pagar luar, aku melihat sepedaku sedang bersandar. Wah, betapa senangnya hatiku. Alhamdulillah banget sepedaku masih bisa kembali kepadaku. Kemudian aku cek sepedanya. Pak satpam memintaku untuk membuka kunci sepeda untuk memastikan bahwa apa benar aku pemilik sepeda tersebut. Akupun membuka kunci yang masih melingkari roda Xtrada 5.0. Aku buka dengan 4 digit angka.

Kunci sepeda yang aku gunakan adalah kunci dengan angka bukan rantai atau gembok. Akupun membukanya dengan cepat, namun aku cek ternyata rantainya doll atau anjlok. Namun, aku sangat senang. Bagiku in adalah suatu keajaiban. Keajaiban yang merupakan kebesaran Tuhan. Akupun segera kembali ke rumah dengan keadaan rantai sepeda doll atau lepas dengan melewati hutan bambu yang gelap yang masih sepi penghuni agak jauh dari keramaian. Akupun pamit dan berterima kasih kepada Ibu yang mau menjaga sepedaku dan juga berterma kasih kepada satpam yang telah menyelamatkan sepedaku.




Aku pun berpesan kepada pak satpam tersebut bahwa aku akan menemuinya di pos satpam tempat beliau bertugas setelah isya nanti. Sampai di rumah, langsung ku betulkan rantai yang terlepas dari posisinya. Kemudian, adza isya terdengar. Karena kejadian ini, maka aku akhirnya ke masjid dengan berjalan kaki gak mau pakai sepeda lagi. Kemudian aku akan menemui bapak satpam yang tadi di pos tempatnya bertugas, namun beliau tidak ada di tempat. Lalu aku berencana menemui bapak satpam tadi. Namun beliau juga masih belum muncul. Kebetulan ada temannya, lalu aku minta antar temannya untuk ke rumahnya saja. Sesampai di rumahnya, bapak satpam itupun bercerita. Awalnya pak satpam berniat mau mengisi bensin setelah sholat magrib. Kelihatan bapak satpam masih pakai sarung. Pakai sarung aja berani ngejar maling. Gokil kan :D Lanjut ke ceritanya ya. Pak satpam itu waktu duduk di dalam rumah di balik jendela depan pintu. Beliau melihat ada orang naik motor berboncengan naik motor koq sambil mangku sepeda. Penumpang yang diboncenginya sambil memangku sepeda, juga mencoba mengoyak-ngoyak sepeda mungkin lagi mencoba membuka kunci sepeda. Pak satpam yang curiga, kemudian bergegas menyalakan motornya. Sebelumnya, bapak satpam itu meneriaki mereka. Woyyy,, begitu kata beliau.

Simak cerita ku ini ya di artikel selanjutnya, masih tentang "kebetulan-kebetulan dalam hidup yang ku alami (Bag.7) ..

Mau terus dapat informasi terbaru dari aku ? Subscribe Blog Ini yahh.. :

0 Response to "Kebetulan-Kebetulan Dalam Hidup yang Ku Alami (Bag.6)"

Post a Comment